Wednesday, 1 August 2018

Samarawijaya Putra Airlangga Menaklukkan kerajaan Chola di India





Siapa yang menyangka bahwa Kerajaan kediri lebih besar daripada Sriwijaya selain Majapajit. Dibawah Pimpinan Maharaja Samarawijaya, kediri bahkan telah menaklukkan kerajaan Cholamandala di Koromandel, India.
Kediri Adalah Kelanjutan dari Negeri Kahuripan adalah kerajaan yang didirikan Raja Airlangga. Kahuripan dibagi menjadi dua yaitu Kediri dan Jenggala. Jenggala dipimpin Raja Mapanji Garasakan sementara Kediri dipimpin oleh Raja Samarawijaya.
Dari prasasti-prasasti yang dikeluarkan  Airlangga  sejak 1021 hingga 1035, pada prasasti Pandaan (1041) muncul nama   Samarawijay a sebagai Mantri I Hino

Prasasti Pandaan:

(1) “…. swasti śakawarsāt / i / ta 964 āā .... ”.
(2) “…. / nak / satra. Bāsudewatā. Sa .... ".
(3) “…. oirikā dewasa ny ā / jaā sri ma / harāja rake halu sri lokéswara / dharmma waṅśa airlangānatawikramottungadewa /…. (6) ”.
(4) “…. mantri i hino sri samarawijaya suparnawa…. tungadewa ”.
(5) “…. kura kumonaken) ramanta i pandān) sapara .... ".
(6) “…. sambandha, rāmanta i pandān) sapasu .... ".

Pada akhir November 1042,  Airlangga  membagi wilayah kerajaannya karena kedua putranya. Putra yang bernama  Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di Daha, Kediri. Sementara putra yang bernama  Mapanji Garasakan  mendapatkan kerajaan timur bernama  Janggala  yang berpusat di kota lama, yaitu  Kahuripan . Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042 - 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha. 

Semuanya bermula pada tahun 1025 Masihi di mana Maharaja Rajendra Chola, merupakan raja agung dari kerajaan Chola. 1025, Rajendra Chola membawa bala tentara yang tidak terbayang di akal kompilasi itu, ke Melayu lalu membantai dan menjarah setiap kota yang pernah dibangun dalam Kemaharajaan Sriwjaya. Penyebab utama serangan Rajendra Chola ini dibincangkan oleh para sejarawan. Antara faktor utama yang dibangkitkan tidak lain dan tidak bukan kecemburuan Rajendra Chola akan kaya negeri Melayu yang beragama Buddha ini. Kekayaan yang dikeluarkan oleh Sriwijaya kerana lalulintas utama dunia perdagangan di Selat Melaka kompilasi yang melandasi serangan Rajendra Chola ini.

Prasasti Tanjore:
  • Salam sejahtera! pada tahun ke 18 raja Parakesarivarman alias Udaya Sri Rajendra Choladeva, hidup dalam kemakmuran, kompilasi Tiru telah diperbaiki, berkembang menjadi Mahadewi bumi, dewi dalam peperangan, yang ketepatannya tiada tandingan, menjadi Maharatu dengan baik, bersama dengan apa yang mungkin terjadi pada saat:
    1. Idaidurai-Nadu, Vanavasi, yang diselubungi hutan luas;
    2. Kollippakkai, yang pertahanannya diatur dengan semak belukar;
    3. Mannaikkadakkam, yang bentengnya susah didekati, tempat raja Ilam yang diperangi, ... merebut mahkota ratu dan kalung mutiara Indra, raja selatan;
    4. Seluruh Ila-mandala di laut; sebuah pulau, tempat raja Kerala, yang memiliki tentara ...
    5. ... benteng Sandimattivu, ditembus, ...;
    6. Sakkarakottam punya prajurit yang berani, Madura-mandala kawasan utara yang kuat;
    7. Namanaikkonam, yang rumit oleh pepohonan padat;
    8. Panchapalli ... prajurit senjata panah;
    9. Masunidesa; yang memiliki harta, dikuasai setelah ditangkap Indraratha bersama memenangkan di kota indah Adinagar ...;
    10. Odda-vishaya, yang sulit untuk didekati, ...;
    11. Kosalai-Nadu, di mana Brahmana berlebihan;
    12. Dandabutti, memiliki kebun yang luas dikuasai setelah mengalahkan Dharmapala;
    13. Takkana-Ladam, yang terkenal sebagai koleksi setelah diserang Ranasura;
    14. Vangaladesa, hujan angin tiada berhenti, Govindachandra melepaskan diri, turun dari gajahnya;
    15. Uttira-Ladam di laut luas yang kaya mutiara;
    16. Gangal yang airnya berbalik ...
    17. Setelah banyak kapal yang dikirim berputar di tengah laut dan ditangkap Sangrama-Vijayaottungavarman, raja Kadaram, bersama-sama dengan gajahnya, yang dipersiapkan melawan dan menang besar, ... memenangkan harta yang banyak, Vidyadhara-torana membuka pintu gerbang kota pedalaman yang luas yang dilengkapi dengan bantuan perang, berhiaskan permata dengan kemuliaan besar, gerbang kemakmuran Sriwijaya; Pannai  dengan kolam air,  Malaiyur  dengan benteng terletak di atas bukit; Mayirudingam disetujui oleh parit; Ilangasogam  yang tak gentar dalam pertempuran sengit ...; Mappappalam dengan air sebagai pertahanan; Mevilimbangam, dengan dinding tipis sebagai pertahanan; Valaippanduru, memiliki lahan budidaya dan hutan; Takkolam yang memiliki ilmuwan; pulau  Madamalingam  berbenteng kuat; Ilamuri-Desam , yang dilengkapi dengan teknologi hebat; Nakkavaram  yang memiliki kebun madu berlebihan; dan  Kadaram  berkekuatan seimbang, dengan tentara pakai kalal
    18. Mahadeva tanah Devadana dari Vengurkkala-Tirukkalar ....

Artikel Terkait:
Prasasti Tanjore

Kerajaan Sriwijaya terletak di Kadaram (sekarang kedah) yang diperintan raja Sangrama Wijaya. Dicatatkan pada tahun 996 dan 1021 Masehi, Raja Srivijaya telah bersekutu dengan Kediri membantu Sri Lanka dalam perang melawan Rajendra Chola sebelum pada tahun 1021, Sri Lanka ikut ditakluk di bawah Maharaja Chola. Namun, Rajendra Chola tetap menyimpan dendam ke atas Sriwijaya yang pernah membantu musuh Sri Lanka - permusuhan yang tidak pernah tamat sehingga hari ini (kita bisa melihat pada orang di suku Tamil dengan suku Sinhala).

Rajendra Chola ini dapat dilacak pada kompilasi pemerintahan maharaja Melayu Sriwijaya yang bernama Sangrama Vijayatungga dan kompilasi serangan Chola itu, Sangrama Vijaya Raja Kadaram (Kedah) Sriwijaya telah berhasil dan berfungsi ke India

Maharaja Jawa di Kediri, Samarawijaya   tidak tinggal diam melihat Sangramawijaya sekutunya di Kadaram (Kedah) ditangkap. Ketika serangan yang saya kira tentang penjarahan ini, dicatatkan juga bahawa tentang beberapa buah kota Sriwijaya dikuasai oleh Chola selama lebih kurang 20 tahun. Kota-kota ini biasanya disebut kota-kota pelabuhan. Jika disetujui pada kekuatan serangan jarahan Rajendra Chola ini, ramai bahawa Srivijaya tidak akan mampu bangkit semula dari puing-puing kemusnahan.

 Maka Raja Kediri Samara Vijayatungga telah berjaya membangunkan Kemaharajaan Kediri terhebat dalam sejarah menjadi gagah dan kuat, bahkan mampu melancarkan serangan balas ke atas Chola pada saat terkemudian, sesuai dengan solidaritas pada sekutunya Kadaram I Bhumi Sriwijaya (Kedah).

Dicatatkan bahawa pada tahun 1044 Masehi, Rajendra Chola telah melawat sendiri beberapa kota di Sriwijaya yang masih berada di bawah penguasaannya. Ketika itu, Maharaja Samara Vijayatungga dari Kediri telah mengutus seorang puteranya yang bernama Purandara untuk membunuh Rajendra Chola, sebagai simbol kepemimpinan bangsa jawa menggunakan bangsa melayu dan melepaskan Srivijaya. Setelah kematian Rajendra Chola, Purandara sendiri telah diamanahkan oleh Samara Vijayatungga untuk menundukkan kakitangan tentera Chola dari setiap kota yang masih di bawah penguasaan Rajendra Chola.



Setelah berhasil membebaskan seluruh kota-kota Srivijaya dari pengaruh Chola, maka Maharaja Samara Vijayatungg a sendiri telah pergi ke Sri Lanka dan membantu pulau tersebut menjadi bebas dari kekuasaan Chola. Baginda Maharaja Samara Vijayatungga telah menjalankan pakatan dengan raja Sri Lanka yang bernama Putera Kasyapa yang kompilasi itu, belum menjadi raja lagi. Ibu kota Sri Lanka iaitu Anuradhapura telah berjaya ditawan oleh pakatan Pasukan Kediri-Sri Lanka. Lalu kemudian, Maharaja Samara Vijayatungga sendiri telah membantu raja Pandya yang mendapat Sundra Pandya untuk mendapatkan kembali kotanya Madura yang ditawan oleh Chola. Dari situ, Maharaja Samara Vijayatungga telah mewujudkan pakatan tiga serangkai antara Maharaja Jawa Kediri bersama sebuah kerajaan Tamil bernama Pandya dan kerajaan Sri Lanka sendiri untuk melawan tentera dari Maharaja Chola.
Kejayaan Maharaja Samara Vijayatungga dari Kediri ini telah dipahatkan dalam sebuah Prasasti di Sri Lanka iaitu Prasasti Madirigiri:

“… Digubal untuk memperingati Maharaja Samara yang menggantikan Chola dari seluruh bumi Sri Lanka. Kampung Mehendibapiti, yang mana diminta oleh Maharaja Samara, yang diberikan kepada penyewa, ia memintalah diingati bahawa pada masa ini, kita harus didukung oleh raja ini, ia harus diingati bahawasanya, kampung-kampung dan tanah yang kami minta oleh raja ini, ia juga Tinggallah diingati bahawa walau banyak kampung yang diharuskan, berapa banyak rumah-rumah dan taman-taman yang dimilki, rumah-rumah dan taman-taman akan kekal tanpa pegawai dari istana menceroboh hak mereka dan merampasnya dari mereka. ”

Dalam masa yang sama, kompilasi kematian Rajendra Chola, Maharaja Chola kompilasi menerima raja baru bernama Virarajendra lalu kompilasi era pemerintahan baginda, kekuasaan Chola mula menurun. Baginda lebih disukai mana ayahanda dan nendanya, Rajendra Chola dan juga Rajaraja Chola yang memang terbukti merupakan tulang belakang di atas diterima Maharaja Chola.
Dicatatkan bahawa Virarajendra memiliki dua orang putera raja. Ketika itu, ada pemberontakan dan perang saudara selepas Kematian Rajendra Chola. Salah seorang anak Virarajendra yang bernama Adhrajendra telah berjaya menundukkan pemberontakan itu dan telah dinobatkan sebagai calon raja. Ini telah membuatkan Kulotongga Chola, salah seorang putera Virarajendra yang sebelum ini telah dijanjikan takhta menjadi kecewa. Maka Kulotongga pun meninggalkan Chola bersama pengikutnya, kuba untuk merebut Pandya demi mendapatkan kekuasaan disitu. Namun dia dikalahkan membuatkan dia meminta bantuan Maharaja Khmer tetapi masih lagi kalah dengan Pandya membuatkan baginda telah berundur ke Sri Lanka sebelum membuat gabenor di situ oleh raja Sri Lanka.
Kecuali cita-cita kulottungga untuk mendapatkan takhta yang sepatutnya menjadi hak tidak pernah padam. Lalu Kulottunga telah meminta bantuan Maharaja Jawa Kediri yang kompilasi berada di bawah pemerintahan Samara Vijayatungga. Samara Vijayatungga telah berhasil menghantarkan puteranya bernama Manabhrana untuk membantu Kulotungga.

Namun Manabhrana adalah perang jeneral yang sangat bijak. Dia menghabiskan uangnya. Manabhrana sendiri telah menganalisis sangat efektif untuk menyerang Chola yang jauh beribu-ribu batu dari pusat pemerintahan Srivijaya di Alam Melayu. Lalu dia telah membina markas tenteranya lebih dulu yang kira-kira 260 batu dari Chola, iaitu terletak di utara Sri Lanka. Lagipun memang raja Sri Lanka terhutang budi dengan Kediri karena telah memeriksanya dari Cengkaman Chola.
Dari situ, kemudiannya Manabhrana meminta tolong pula Sunda Pandya yang merupakan raja kerajaan Pandya untuk menolong Alaska Chola. Pada saat asalnya, Sundra Pandya sendiri merasa bangga karena sudah dua kali kulutongga kuba menyerang kerajannya belum berkat pujukan Manabhrana maka Sundra Pandya berusaha bersetuju. Diplomasi yang memang telah mengembangkan dalam jiwa anak-anak sebagai aset dan senjata utama mereka telah menggabungkan Aliansi tentera ini.

Ketika Aliansi tentera berbagai bangsa dan kaum dengan kerajan ini membentuk, Virarajendra telah mati dan Raja Adhirajendra telah menaiki takhta menjadi raja baru. Namun mendengarkan pakatan tiga kerajaan dan pemberontak bernama Kulutongga yang diketuai oleh putera Jawa bernama Manabhrana itu, maka Adhirajendra telah meminta tolong lawan yang juga terdiri dari kerajaan Tamil yang bernama Chalukya untuk mempertahankan Chola. Maka tentera Chalukya bersetuju lalu berkampunglah pasukan Chalukya tinggal di Chola. Ini membuatkan para pembesar yang terlibat dalam perserteruan yang sebenarnya telah ada sejak zaman berzaman. Jika di Cina, kita akan beralih tentang persengeketakan tiga kerajaan iaitu Shu, Wu dan Wei kompilasi kejatuhan Dinasti Han dulu, India Selatan juga punya peluang yang mirip.

Tiga kerajaan di Tamil yang selalu bersengketa untuk tahun iaitu Chola, Chalukya dan juga Pandya.
Mendapat tahu orang Chola sendiri tidak merestui Adhirajendra di atas takhta Chola, maka Manabhrana telah menggerakkan serangan mengejut ke atas ibu kota Chola iaitu Gangakundapura. Serangan mengejut dari Manabhrana telah membuatkan askar-askar Chalukya bertempiaran lari. Maka kewtika itu, Mahabrana telah datangi para menteri dan bangsawan Chola lalu memberi kata dua kepada mereka. Tunduk ke kekuasaan Kediri atau mengatasi kehancuran.
Dalam sebuah makalah bertajuk Teks Cina Menggambarkan atau Menyegarkan kembali ke Kerajaan Chola sebagai Zunian, tulisan Noboru Karashima dan juga Tansen Sen, ada sebuah perenggan yang menyebut bahawa Chola yang dibahaskan sebagai Zhunian, sementara di bawah ini disediakan oleh Maharaja Kediri yang dibahaskan sebagai Diwakara. Dari makalah itu di bawah:

“Song huiyao adalah sumber bahan yang paling penting yang memberi tahu maklumat kepada pengumpul / penyusun Songshi, dan dalam seksyen lidai chaogong, yang merekodkan mengunjungi pembawa dari negara-negara, status Di-hua-jia-luo dicari sebagai fanwang, seorang raja memungkinkan atau Kaisar Zhu-Nian, dengan itu membezakan dia dari raja Zhu-Nian. "

Dalam naskah Jurnal Sejarah Asia Tenggara (Singapura) September - 1964, turut dicatatkan bahawa dimasukkan dalam Guangzhou di tahun 1060-an hasil kontribusi dari raja Diwakara dan bahawa Diwakara kompilasi itu maharaja Maharaja Kediri. Catatan dari Cina ini kemudiannya menjadi bukti bahawa Kemaharajaan Kediri tidak pernah dapat ditemukan di Chola.



Sumber Dan Bacaan Lanjut:
1. Raja Mohd. Affandi, Tokoh Tokoh Melayu Yang Agung dalam Sejarah, Dewan Bahasa dan Pustaka Kuala Lumpur, 1974
2. Hermann Kulke, K Kesavapany dan Vijay Sakhuja. Nagapattinam to Suvarnadwipa: Refleksi tentang Ekspedisi Angkatan Laut Chola ke Asia Tenggara. Institut Studi Asia Tenggara. 2009
3. MC Chand Chirayu Rajani. Latar Belakang Cerita Sri Vijaya – bagian III [Review Artikel tentang S. Paranavitana, Ceylon dan Malaysia]. Dalam Jurnal Masyarakat Siam, 62, 1. 1975
4. MC Chand Chirayu Rajani. Latar Belakang Cerita Sri Vijaya— Bagian I, JSS 62, 1. 1974
5.. MC Chand Chirayu Rajani. .Background To Sri Vijaya Story – bagian II [ulasan artikel tentang S. Paranavitana, Ceylon dan Malaysia]. Dalam Jurnal Masyarakat Siam, 62, 1. 1974
6. S. Paranavitana. Ceylon dan Sri Vijaya, di Artibus Asiae. Supplementum, Vol. 23, Esai Ditawarkan ke GH Luce oleh Kolega dan Teman-Temannya untuk Menghormati Ulang Tahun Ke Tujuh Puluh Lima. Volume 1: Makalah tentang Sejarah Asia, Agama, Bahasa, Sastra. Musik Cerita Rakyat, dan Antropologi. Penerbit Artibus Asiae. 1976
7. S. Paranavitana. Ulasan Universitas Putri Caklon Universitas Puteri Ulakudaya, Vol. XXI No. 2, Oktober 1963
8. Senarat Paranavitana. Investasi Ceylon dan Malaysia Lake House, Sri Lanka. 11976
9. Srikandi, Al Semantani dan Ibnu Rusydi, Membongkar Rahsia Dunia Melayu, Pribumi Asia Tenggara Menjawab Kekeliruan Sejarah. Penerbitan Catatan Hijjaz, 2014.
10. Noboru Karashima dan Tansen Sen. Teks Cina Menggambarkan atau Menyegarkan kembali The Chola Kingdom sebagai Zunian.
11. Sejarah Asia Tenggara (Singapura) September. 1964






No comments:

Post a Comment