Friday, 28 May 2021

Prasasti Manjusrigrha

 

prasasti manjusrigrha adalah sebuah prasasti tanggal 714 Saka (792 M), ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dengan aksara Jawa Kuno. [1] Prasasti tersebut ditemukan pada tahun 1960 di sebelah kanan tangga pintu masuk SewuPervara (wali atau candi kecil pelengkap) no. 202 di sisi barat. [2] : 17 Prasasti ini terkait dengan Candi Sewu.Menurut prasasti tersebut, nama asli kompleks Candi Sewu kemungkinan besar adalah Manjusrigrha . [3] Candi Sewu terletak sekitar 800 meter di sebelah utara candi Prambanan, Jawa Tengah , Indonesia. Prasasti tersebut diukir di atas balok batu andesit berukuran 71 cm x 42 cm x 29 cm.


Transkripsi

Transkripsi menurut Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengahː [1]

// Śri swasti śakawarsātīta 714 kārttika māsa caturddaśi śuklapaksa śukra

wāra wās pon tatkālānda daŋ nāyaka di raaanada lūrawaŋ nāmanda mawrddhi diŋ

wajrāsana mañjuśrīgrha nāmāñan prāsāda tlas si(d)a maŋdrsti mañamwah

si(d)a di daŋ hyaŋ daśadiśa w(d)ita yaŋ pranidhānanda naras samanta (p)untārā(-) // pha

lāŋku marmangap punya di janmeni paratra lai kalpawrksa muah āku (d)iŋ

jagat sacarācarā sarwwasatwopajīwyaku sarwwasatweka nāya

(k)a sarwwasatwa paritrāt sarwwasatweka wāndha(w)a // pranidhini mahā

tyanta śraddhāwega samudgata mañjuśrīgrha samumbh®ta sarwwa śrī sula

wājana // prāsādeni kumangap ya punyānda śrī nareśwara iha janma para

trāŋku jānan sārak danan si(d)a // ini janma kuminta ya nissāraka

dali(b)iga ājñā naarendra sāna prstŋ (...) (...) di (ŋ) jagat traya // ājñā

nda kujunjuŋ nitya diŋ jameni paratra lai baraŋ kāryya mahābhāra

āku mūah susārathi // swā(m)ikaryya(ka) daksāku sāmiwitta

ku parñama(n) swāmibhakti dr(d)abhedya phalabhukti ānindita //

phala punya kubhukti ya dari ājña nareśwara diŋ janmaga

ticakreni swāmi mūah parāyana

Terjemahan

Prasasti tersebut ditulis dalam 16 baris. Diterjemahkan oleh Kusen: [ butuh rujukan ]

Pada tahun 714 Saka, bulan Karttika, hari ke 14 Paroterang, Jum'at, Nas, Pon, Dang Nayaka Dirandalurawa telah menyelesaikan (renovasi) sebuah prasada bernama Vajrasana Manjusrigrha. Puaskan hati orang-orang yang bekerja sama. Setelah Dang Hyang Dasadisa diselesaikan dalam upaya mulia ini. Banyak orang dari segala penjuru datang untuk mengagumi penghormatan (bangunan) ini dari mereka yang telah meninggal dan memberikan pengorbanan mereka. Dari segala penjuru orang-orang hadir. Semua makhluk, para penghuni kanayakan, semua makhluk yang dilindungi, semua Penduduk desa yang berkontribusi dalam upaya keberuntungan ini tampak sangat senang (puas) dengan selesainya Manjusrigrha, bangunan dengan pinaccle yang indah. Prasada ini dipersembahkan oleh Srinaresvara yang sudah terwujud ke alam dewa (meninggal). Semua orang miskin, bodoh gelisah budak, tidak dapat memahami makna perintah Narendra sebagai sarana (sarana atau kendaraan?) dunia. Saya akan selalu menjunjung tinggi perintahnya sampai mati, begitu juga dengan karya-karyanya. een oleh saya sebagai pengemudi (kereta) yang baik. Kebijaksanaan (kecerdasan), pekerjaan, pikiran tuanku menenangkan, tuanku perhatian terus-menerus seperti makanan yang tidak bernoda. Buah (hasil) dari perbuatan mulia ini diperoleh dari bimbingan Naresvara atas manusia, dan perlindungan tuanku adalah yang tertinggi ".

Prasasti tersebut menyebutkan tentang renovasi bangunan suci Buddha ( Prasada ) Vajrasana menjadi rumah para Manjusri .Ini jelas menunjukkan pengaruh Buddhisme Tantrayana - Vajrayana . Candi yang dipersembahkan untuk Manjusri ini diidentifikasikan sebagai Candi Sewu yang terletak tidak jauh di utara Candi Prambanan.

No comments:

Post a Comment