Thursday, 28 March 2019
Sejarah Racun Warangan Atau Arsenik Dalam keris
Mengapa Keris Mengandung Arsenik (Racun Warangan)?
Jaman Tembaga:
Keris mempunyai sejarah yang panjang. Setelah jaman Batu berlalu Kemudian orang mulai mengenal logam tembaga untuk sebagai Pisau. Tembaga tidak mudah dibentuk dengan mudah. Maka tembaga dicampur dengan arsenik supaya mudah dibentuk dan jadilah pisau pendek, belati, panah dan tombak. Lama kelamaan emudian mulai dipikirkan untuk membuat senjata yang lebih panjang. Tetapi tembaga mudah sekali meleyot jika agak panjang. Maka orang mulai mencampurnya dengan timah. timah dicampur dengan tembaga dan arsenik disebut perunggu.
Jaman Perunggu:
Dongeng Romawi kuno: Salah satu dewa orang Romawi yaitu Hephaestus yang buruk rupa diambil oleh beberapa orang untuk mewakili neuropati perifer dan kanker kulit akibat arsenikosis yang disebabkan oleh paparan arsenik dari pengerjaan logam. Tukang besi pada zaman perunggu menambahkan arsenik ke tembaga untuk menghasilkan perunggu arsenik yang lebih keras, terutama selama periode kelangkaan timah. Banyak pandai besi Zaman Perunggu akan menderita keracunan arsenik kronis sebagai akibat dari penghidupan mereka. Akibatnya, gambar mitos pandai besi lumpuh tersebar luas. Karena Hephaestus adalah pandai besi dari zaman besi, bukan pandai besi dari perunggu, hubungannya adalah dari ingatan rakyat Romawi kuno.
Awalnya pedang mencapai panjang lebih dari 100 cm. Teknologi untuk menghasilkan bilah dengan panjang seperti itu telah dikembangkan di Aegea , menggunakan paduan tembaga dan timah dan arsenik, sekitar tahun 1700 SM. Pedang Zaman Perunggu biasanya tidak lebih dari 80 cm; 60 cm dikategorikan sebagai pedang pendek atau belati. Sebelum sekitar 1400 SM pedang sebagian besar terbatas pada Aegean dan Eropa tenggara, tetapi mereka menjadi lebih luas pada abad-abad terakhir milenium ke-2 SM, ke Eropa Tengah dan Inggris, ke Timur Dekat, Asia Tengah, India Utara dan ke Cina.
Jaman Besi dan Baja:
Pada 1500 SM mulailah jaman besi. Baja adalah Besi yang dipanaskan hingga meleleh dan dibasahi atau kadang dicelupkan air dingin secara tiba-tiba., dan jadilah besi berkarbonasi tinggi atau baja.
Teknologi besi dan baja memang agak belakangan diketahui orang jawa dari para pedagang asing. maka orang jawa mencampur tembaga timah, besi dan baja dan masih saja mencampurnya dengan arsenik atau racun warangan. meskipun teknologi baja sudah dikenal tapi untuk senjata , tapi baja Pamor atau baja komposit masih dipakai orang jawa dan dianggap bergengsi, untuk membedakan dengan alat pertanian dan dapur.
Alat pertanian dan dapur biasanya dibuat dari besi baja saja tanpa campuran apa apa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment