Pondasi Masjid Kuno dibawah pondasi Masjid Sareyan
Sebuah Situs Kuno di dusun Sareyan, Wonokromo , Pleret bantul, Yogyakarta. Konon Bangunan ini peninggalan Mataram Islam awal. Menurut Penduduk sekitar, dulu Sunan Amangkurat bersembunyi di mushola ini daari kejaran Trunojoyo dari Surabaya. konon nama dusun Sareyan berasal dari kata Sare. Konon dikarenankan Sunan Amangkurat sare (tiduran) di situ saat dikejar Trunojoyo
Bangunan Situs Kuno Masjid Sareyan tersebut merupakan masjid kuno yang dibangun oleh Ki Ageng Gribig sebelum pindah ke Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tokoh itu disebut sebagai salah satu pemuka agama yang hidup pada masa pemerintahan Sultan Agung atau sekitar tahun 1613.
Salah satu warga asli Dusun Sarean, Tugiyem (70-an) menuturkan, dahulu banyak bagian bangunan yang berada di permukaan tanah, antara lain batu putih besar berukir serta sumur batu kuno berbentuk persegi. Namun, sejak sekitar 2006, sisa-sisa batu berukir sudah tidak ada lagi karena diambil beberapa pendatang maupun tertimbun reruntuhan saat gempa bumi.
Adapun sumur kuno yang dulunya terletak sekitar 50 meter di depan bangunan sudah lama hilang karena ditimbun penduduk. Penimbunan itu dilakukan karena beberapa penduduk khawatir sumur yang tinggi tubirnya hanya beberapa sentimeter itu bisa membahayakan anak-anak yang bermain di sekitarnya.
Read more at http://olahraga.kompas.com/read/2009/08/11/20475770/tim.ekskavasi.gali.fondasi.bangunan.kuno#IPL95E5RsJRgY7xe.99
Sebuah Situs Kuno di dusun Sareyan, Wonokromo , Pleret bantul, Yogyakarta. Konon Bangunan ini peninggalan Mataram Islam awal. Menurut Penduduk sekitar, dulu Sunan Amangkurat bersembunyi di mushola ini daari kejaran Trunojoyo dari Surabaya. konon nama dusun Sareyan berasal dari kata Sare. Konon dikarenankan Sunan Amangkurat sare (tiduran) di situ saat dikejar Trunojoyo
Bangunan Situs Kuno Masjid Sareyan tersebut merupakan masjid kuno yang dibangun oleh Ki Ageng Gribig sebelum pindah ke Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tokoh itu disebut sebagai salah satu pemuka agama yang hidup pada masa pemerintahan Sultan Agung atau sekitar tahun 1613.
Salah satu warga asli Dusun Sarean, Tugiyem (70-an) menuturkan, dahulu banyak bagian bangunan yang berada di permukaan tanah, antara lain batu putih besar berukir serta sumur batu kuno berbentuk persegi. Namun, sejak sekitar 2006, sisa-sisa batu berukir sudah tidak ada lagi karena diambil beberapa pendatang maupun tertimbun reruntuhan saat gempa bumi.
Adapun sumur kuno yang dulunya terletak sekitar 50 meter di depan bangunan sudah lama hilang karena ditimbun penduduk. Penimbunan itu dilakukan karena beberapa penduduk khawatir sumur yang tinggi tubirnya hanya beberapa sentimeter itu bisa membahayakan anak-anak yang bermain di sekitarnya.
Read more at http://olahraga.kompas.com/read/2009/08/11/20475770/tim.ekskavasi.gali.fondasi.bangunan.kuno#IPL95E5RsJRgY7xe.99
No comments:
Post a Comment